Manusia Hanya Mengejar Apa Yang Disenanginya

Pernah merasakan keadaan dimana pertemanan bagai musim saja, jika butuh datang bila tak butuh pergi? Pertemenan jadi begitu rapuh tatkala kebutuhan sudah tak seiring atau masing-masing punya yang baru. Apa ini yang baru? Bisa apa saja.. teman baru, kesibukan baru atau perspektif baru.

Manusia hanya mengejar kesenangan, ini adalah faktanya. Jika sudah tak butuh lagi ya pergi itu yang terjadi. Meskipun kita sok bijak dengan menguraikan perasaan agar tak berharap pada manusia namun tak ayal hal semacam ini terasa menyesakkan bukan?

Semakin cerdas seseorang dalam koridor duniawi maka kecenderungan dia akan semakin individualis. Mereka hanya akan berteman berdasarkan prinsip untung rugi. Mereka memandang pertemanan tak ubahnya bisnis. Bila menguntungkan ya terus, tapi bila tak lagi menguntungkan kenapa harus diteruskan.

Untuk melegitimasi keputusannya itu maka alasan seperti sibuk, ada tugas atau maaf tdak boleh sama orang tua akan menjadi salah satu diantara sekian ratus argumentasinya. Namun ujung-ujungnya ia pun menghilang. Indikasinya gampang kok, jika memang lagi sibuk, ada tugas atau apalah, pasti setelah kesibukan demi kerepotan itu selesai pasti akan datang merapat. Namun jika tak lagi merapat, padahal kesibukannya itu sudah satu semester yang lalu, maka sesungguhnya ia tidak betul-betul sibuk. Ia memang ingin pergi.

Sah-sah saja siapapun melakukan hal tak beradab ini. Kecuali masih ada nurani dalam dadanya yang menunjukkan apa arti pertemanan sejati

© 2024 universalscout.com - WordPress Theme by WPEnjoy