Karena Gagal Paham, Dunia Menuju Kehancuran

Manusia adalah pemimpin semesta, namun gara-gara gagal paham, dunia menuju kehancuran. Kita bisa merasakan hal itu setiap hari. Semakin lama tempat kita semakin penuh sesak, sampah bertumpuk dimana-mana, jalanan macet, area hijau menipis, air menghilang, ikan dan burung entah pindah kemana, polusi marajalela, kebisingan memenuhi waktu kita. Sungguh dunia betul-betul sedang menuju akhirnya.

Coba bayangkan 10 atau 20 tahun lagi, bila kita terus menerus hidup seperti pola saat ini, pola nyampah dan boros sumber daya. Kita akan melihat dunia kita ini kering, panas dan penuh kekumuhan. Masalah pokok kehidupan akan menjadi-jadi, manusia bisa saling bertengkar, kelompok-kelompok masyarakat bisa saling menindas, dan bahkan negara dengan negara bisa berperang.

Sungguh itu suatu bayangan yang sangat mengerikan, bukan? Saking mengerikannya, sampai ada sebuah protokol dari sebuah kelompok elit dunia yang menyatakan ingin mengurangi jumlah pendudukan dunia yang saat ini hampir 7 miliar menjadi 500 juta orang saja. Bagaimana caranya? Dibunuhkah dengan senjata pemusnah masal? Gila! Tapi bisa saja itu terjadi… mereka akan mendasarkan ide gila itu pada alasan mengembalikan kehidupan dunia, meski harus mengorbankan lainnya.

Frustasi!

Inilah dunia saat ini. Andai sejak awal kita paham, dan tidak gagal paham hingga terlambat seperti ini, tentu masalah dunia tak akan serumit sekarang. Harusnya sejak awal kita paham, bahwa dunia ini adalah titipan dan ada batas kemampuannya dalam menyediakan sumber daya. Tentu dengan memahami hal itu, kita akan bijaksana dalam hidup. Menggunakan segala keperluan hidup dengan baik. Tidak vukgar bahkan dalam hal teknologi. Lihatlah, kerusakan dunia saat ini berbanding lurus dengan kemajuan teknologi, semakin maju teknologi semakin banyak sampah, polusi dan kerakusan manusia. Alih-alih dunia makin indah, yang ada dunia semakin kacau.

Sebentar, sepertinya kecerdasan manusia ya yang membuat dunia tambah rusak? Yup! Dengan yakin saya setujui pendapat itu. Teknologi maju lahir dari semakin cerdasnya manusia, tak mungkin orang bodoh bisa menciptakan teknologi maju.

Kalau begitu, manusia tidak perlu cerdas, biar tak merusak dunia? Ini pendapat yang malah keliru lagi hahaha… manusia tetap perlu cerdas, namun kecerdasan itu seharusnya untuk melahirkan kesejahteraan dan kebaikan kehidupan di muka bumi.

Sadarilah, produk-produk kecerdasan saat ini sangat minim kepedulian pada kelestarian kehidupan. Entah itu berupa teknologi atau pola berpikir manusia. Tak ada jaminan meski ia telah bersekolah tinggi, dengan gelar S1 atau S3 bahkan professor sekalipun bahwa ia hidup dengan kesadaran tinggi pada kelestarian kehidupan. Lihatlah dengan mata telanjang, dijalanan di mana saja, orang-orang yang hidup glamour, mereka tentu adalah orang berpendidikan tinggi.. mereka menggunakan kendaraan mewah, rumah mewah, baju mewah, hingga makanpun mewah, dan tahukan kamu demi memenuhi gaya kemewahan mereka itu, berapa banyak sumber daya kehidupan ini harus dikorbankan?

Lihatlah dirimu juga saat ini, yang sibuk sekolah dan bekerja. Bukankah dalam kepala kamu yang terbayang adalah segala kemewahan dan kelebiah itu tatkala kamu nanti dapat prestasi tingga atau uang yang banyak? kamu akan hidup dengan gaya orang-orang itu? Tak mungkinlah kamu akan memilih hidup kere, ditengah lingkungan hijau, jauh dari teknologi dan sibuk membuat teknologi yang justru mendukung lestarinya alam ini.. gombal kalau kamu punya ide seperti itu hahahaha..

Dari sini aku tertawa kering, menertawakan kepahitan ini. Gara-gara gagal paham, dunia menuju kehancuran..

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© 2024 universalscout.com - WordPress Theme by WPEnjoy