Belajar dari Pohon dan Bunganya

Saat kita menyaksikan gambar diatas, tentang bunga-bunga putih bertaburan diatas pohon mungil berwarna hijau, apa yang terbersit di benak kakak-kakak semua? Apapun yang kakak imajinasikan pastilah sesuai dengan khasanah pengetahuan kakak. Dan it’s OK! Hehehe..

Disini kita akan memberikan perumpamaan pohon dan bunga adalah manusia dengan karyanya. Pohon tanpa bunga ibarat manusia tanpa karya. Bunga dan buah, adalah suatu hasil dari adanya pohon. Alangkah lengkapnya bila sebuah pohon memiliki bunga yang indah dan buah nan lezat serta segar, meski itu tidaklah mudah kita temui. Yang paling jamak adalah memiliki satu diantaranya, yaitu buah saja atau bunga saja.

Sebagai pramuka seyogyanya kita bisa mengambil hikmah dari keberadaan pohon dengan bunga ini. Saat pohonnya hijau segar bertabur dengan bunga putih yang elok, siapapun yang memandangnya akan merasa senang dan bahagia hatinya. Apalagi dikala pagi saat mentari mulai berseri dan angin berhembus sepoi-sepoi dibawah langit nan biru ditingkahi pula oleh suara burung-burung kecil bernyanyi. Ooh… sangat amazing kan.

Kita jangan menjadi pramuka yang hidup tanpa memberikan manfaat. Banyak loh sekarang pramuka yang hanya aktif karena ‘nilai materiil’ ketimbang menyibukkan diri untuk memberi manfaat. Memang tidak mudah bagi generasi sekarang menjadi pramuka yang betul-betul berjibaku dilapangan membangun masyarakat tanpa menunggu masalah besar datang. Kemampuan pramuka dalam menganalisa masalah dimasyarakat dan mengambil tindakan preventif yang efektif serta efisien perlahan mulai luntur dengan sangat. Kita lebih sibuk berkegiatan dipangkalan-pengkalan, event-event lomba atau area-area wisata, ketimbang secara langsung menceburkan diri menangani masalah ditengah masyarakat. Yah, ini memang tak bisa dihindari sih, sebagai konsekuensi pramuka berpangkalan di sekolah, sehingga menimbulkan imej bahwa pramuka = sekolah. Ditambah lagi saat ini ada K-13 yang mewajibkan siswa-siswi seluruh indonesia raya dari SD hingga SMA ikut pramuka. Idenya sih baik, tapi ironisnya negara tidak menyiapkan secara maksimal perangkat pendukungnya, sehingga alih-alaih para pelajar dan masyarakat bangga ikut pramuka, yang ada malah pandangan bahwa pramuka itu paksaan dan amat tak menyenangkan. Hilanglah sifat kesukarelaan itu..

Trisatya dan dasadarma hanyalah menjadi tulisan dan selamanya akan tetap menjadi tulisan tanpa makna dan arti jika kita para pramuka hanya berlatih dan berlatih, bergiat dan bergiat tanpa mampu memberi warna baik bagi lingkungan sekitar kita. Bertempel-tempel tanda ikut serta kegiatan, jabatan atau kecakapan dibaju, tiada gunanya jika semua itu hanya sekedar hiasan demi kelihatan gaya dan keren.

Apakah kakak mau kalah dengan pohon hijau bertabur bunga putih?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© 2024 universalscout.com - WordPress Theme by WPEnjoy