Bila tiba musim pembagian rapot, anak-anak yang begitu serius belajar merasa dag dig dug menerima hasil belajar mereka. Hati mereka tidak tenang, ada ketakutan menggelayut di kepala mereka bila nanti nilai jelek akan mendapat murka dari orang tua.

Bapak ibu, janganlah engkau murkai putra dan putri tercinta anda hanya karena nilai rapotnya jelek. Karena sesungguhnya murka anda hanya akan membuat sang buah hati semakin rendah diri menatap dunia yang tambah sulit ini.

Nilai jelek bukan berarti dia bodoh. Kita semua sudah tahu lah bagaimana sistem pendidikan kita, terlepas dari masih rapuhnya sistem itu, juga budaya di kalangan murid sendiri yang masih suka main curang. Bisa jadi yang rankingnya tinggi adalah hasil mencontek, sedang buah hati anda nilainya tak tinggi karena memang ia jujur sesuai kemampuan dia.

Ah, semua jujur!

Oke mungkin semua jujur, mengerjakan dengan sebaik-baiknya tapi putra putri anda nilainya tetap kalah. Bisa jadi ini karena buah hati anda sibuk dengan kegiatan lain yang menurutnya lebih penting dari pelajaran sekolah. Setiap manusia punya kelebihan masing-masing bapak ibu, ada yang canggih dibidang sains, sosial, budaya dan berbagai ketrampilan lainnya. Lihatlah putra putri ibu, apakah tak ada satupun yang menonjol dari dia sehingga anda berhak marah dan menghukum dia hanya karena nilai rapotnya jelek?

Masih segar diingatan kita beberapa waktu lalu bagaimana seorang juara olimpiade sains internasional dari Indonesia tidak lulus ujian nasional, lalu menurut bapak ibu apakah dia bodoh? Apakah menurut bapak ibu semua binatang harus bisa berenang, juga?

Sebelum bapak ibu marah-marah, dengan nilai rapot yang jelek dari putra putri bapak ibu, pernahkah bapak ibu memuji dia atas prestasi dia meski kecil bagi pandangan bapak ibu, misal ia bisa bangun pagi lalu belajar sendiri sementara bapak ibu masih lelap dalam tidur? Bukankah itu suatu prestasi yang luar biasa dari putra putri bapak ibu, bahwa ia punya itikad baik dan sangat luar biasa agar bisa meraih nilai tertinggi dan memuaskan anda, sementara anda sendiri acuh tak acuh dengan perjuangannya itu?

Sebagai orang tua anda bisa melakukan apapun kepada putra putri tercinta termasuk meluapkan kemarahan karena nilai jelek dan anda merasa malu dengan tetangga kenapa nilai anak anda kalah dengan anak mereka, namun sadarkah anda bahwa buah hati anda di lubuk hati terdalam sangat memimpikan dukungan anda yang luar biasa ketika ia sedang jatuh saat ini?

Masa depan tidak diukur dari nilai rapot, meskipun nilai rapot akan menghasilkan tumpukan uang segunung. Yang jauh lebih penting dari itu adalah ikatan cinta dan dukungan kuat sebagai sesama keluarga. Inginkah anda melihat buah hati anda memandang anda sebagai orang tua yang miskin cinta sehingga saat anda tua nanti mereka juga akan menjadi jahat seperti anda, sedikit-sedikit marah dan meluapkan emosi karena harapan tak sesuai dengan kenyataan?

Jadilah orang tua yang bijak, bapak ibu.

Alih-alih marah dengan nilai rapot, yuk fokus pada kelebihan putra putri bapak ibu, meski itu hal yang sangat kecil. Lebih baik buang jauh-jauh marah dan tuntutan-tuntutan yang malah menjauhkan buah hati dari mencintai keluarga nan indah, dukunglah ia pada bakat terpendam yang sangat ia idamkan. Ingatlah bahwa setiap manusia pasti punya kelebihan yang luar biasa dibanding lainnya. Kurangi menggunakan kata-kata negatif, dan perbanyaklah kata-kata positif. Jadikanlah putra putri bapak ibu menjadi sosok yang begitu luar biasa mencintai anda dengan penuh ketulusan bukan ketakutan. Ajarilah ia melihat dunia dengan tegar dan kokoh, jangan kerdilkan dia hanya demi memuskan mimpi-mimpi anda yang mungkin justru akan membuat dia gagal dalam memahami kehidupan ini.

Semoga tulisan ini bisa membuka hati anda semua, untuk bersama kita selamatkan generasi muda Indonesia dari kemunafikan dan pandangan ironi penuh kegamangan dan tak punya rasa percaya diri akibat terlalu sering mendapatkan tekanan dan tuntutan dari pada dukungan dan kebanggaan.