Menangislah, Karena Memang itu Pedih

Telah lama ia memendam pedih, tapi selalu berusaha untuk tegar. Dulu tak seperti itu keadaannya. Saat sedih, ia bisa berontak dengan kuat dan memuntahkan segala lava dari ceruk sempit hatinya. Tapi sekarang justru ia menerima keadaan yang sangat menyiksa batin, melebihi kapasitas hardisk yang hanya 2 GigaBite itu. Ia berusaha untuk terus menerus menerima apa yang ada dan terus play on, meski harus lag beberapa kali… muter-muter mulu gak konek-konek.

Dulu ia jarang nangis lebih memilih untuk maju dan mempertanyakan. Kini saat beban begitu berat di depan semua ia senyum dan saat sendiri ia senyum juga. Kadang ia ingin menumpahkan air mata, tapi itu dibendungnya kuat-kuat agar tidak bocor dan mengalir deras. Lalu apa hubungannya dengan ia jarang nangis? Ya memang sampai detik ini ia tak ingin menangisi keadaan, tapi tahulah sendiri bagaimana beratnya ini semua.

Sebenarnya menangislah, karena memang itu pedih. Menangis bisa mengurangi beban atau setidaknya membantu pikiran kita untuk membuka kran menguras kebuntuan sehingga siapa tahu bisa menjadi fresh. Namun kalau memang tak mau, ya tak apa. Itu pilihan yang sah-sah saja diambil. Apalagi kalau sudah diniatkan untuk kuat sekuat-kuatnya.

Hidup memang lucu, ada yang berjuang begitu ngeyel, ada juga yang berjuang untuk tetap bilang, semua baik-baik saja padahal kenyataannya sangat tidak baik. Ibaratnya menegakkan pasir menjadi menara di tengah air terjun Niagara. Suatu hal yang tak mungkin, tapi ya itu, ada juga buktinya..

Saat ditanya kenapa harus melakukan itu semua? Jawabnya karena hidup harus ada kisah alternatifnya. Kita terlalu sering mengikuti pakem, baik pakem yang di dukung oleh kelompok Kurawa, maupun pakem yang didukung kelompok Pandawa plus termasuk para Brahmana penjaga kesucian Pura. Dan juga pakem-pakem yang sengaja diselewengkan oleh para pelaku Pewayangan itu sendiri. Lha ini, yang alternatif mencoba untuk memberi percikan yang sama sekali beda dari pakem-pakem itu. Sebagai sebuah alternatif yang akan memberi banyak pelajaran bagi yang mau merenungkannya. Kelanjutan seharusnya dari apa-apa yang ada dari itu semua… jika paham arti daun kenapa berwarna hijau, padahal tanah berwarna coklat, maka pahamlah keseluruhannya..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© 2024 universalscout.com - WordPress Theme by WPEnjoy