Keterhubungan, Alasan Kuat Dari Pada Cinta

Apakah ada hal yang lebih kuat sebagai alasan menjalin sebuah hubungan, selain cinta?

Yap, ada. Namanya adalah keterhubungan.

Keterhubungan ini suatu hal yang sulit dijelaskan namun bisa kita rasa dan lihat dengan cara menghubungkan pixel-pixel atau titik kisah-kisah kita yang telah berjalan setiap waktu.

Keterhubungan bukan berarti seseorang selalu lengket satu sama lain atau selalu sok yes sehingga disebut sehati. Keterhubungan ini secara fisik biasanya ditandai dengan selalu cair atau ‘nyambung’-nya suatu komunikasi, baik ditingkat rendah maupun tinggi dalam pembahasan.

Keterhubungan ini bukan didasari atas kita bisa saling tertawa bersama atau sedih bersama, kemana-mana bersama, selayaknya cinta. Keterhubungan ini adalah saat kedua orang mungkin dengan masalah berbeda dan latar belakang yang sangat berbeda bisa saling memahami secara alami.

Secara alami disini artinya mengalir begitu saja, tanpa ada dorongan karena modus cinta atau sayang bahkan malah penawaran barang. Mengalir ini terjadi begitu halus hingga kadang tidak disadari.
Celakanya, saat keterhubungan ini disadari biasanya malah terjadi arogansi saat otak dan hati ikut-ikut menilai.

Lho kok?

Yup, sesungguhnya yang merusak suatu hubungan kita dengan orang lain itu adalah otak dan hati. Yang merusak kesempatan kita mendapatkan pengalaman hidup yang jauh luar biasa adalah otak dan hati. Saat otak dan hati mulai bicara, maka terancamlah kealamian hidup manusia.

Leh, bukankah otak dan hati adalah sumber data dan tindakan kita?

Iya, benar. Sama sekali tidak salah. Namun saat otak dan hati hanya memiliki ilmu yang minim tentang wawasan kehidupan, maka kita pun terancam dengan sendirinya. Andai otak dan hati memiliki khasanah yang maha luas, maka ia tak akan melawan fakta keterhubungan. Justru ia akan sibuk untuk lebih mendalami dan mengarungi keterhubungan itu sebagai sebuah media dia menyerap banyak keilmuan baru.

Mendasari sebuah hubungan dengan melihat keterhubungan sebagai acuan, akan mengajari kita tentang banyak hal. Kita akan menjalin sebuah hubungan seperti menanam pohon sebagai penghijauan sejak dari bijinya. Beda dengan menjalin hubungan karena cinta, kalau itu kita seperti beli pohon saat pohon sudah besar. Kita tertarik pada pohon itu mungkin karena bentuknya, rindangnya, posisinya, buahnya atau mungkin harganya. Sangat riskan sekali. Kenapa? Sebab saat apa yang membuat kita tertarik tadi ternyata zonk, maka kita alih-alih cinta, bisa saja malah akan membencinya setengah mati.

Kembali ke menanam pohon sejak bijinya. Saat kita menanam pohon sejak dari bijinya dengan tujuan penghijauan, maka yang kita punya adalah semangat untuk selalu memberi terbaik, menjaga dengan perhatian terbaik dan akan selalu senang untuk memperhatikannya. Bahkan kita biji yang kita tanam itu tak tumbuh, hati kita akan sedih dan akan berusaha mati-matian menumbuhkannya kembali, agar ia bisa menjadi bagian dari penghijauan yang kita harapkan.

Hal yang paling utama saat kita membangun hubungan dengan dasar keterhubungan adalah kita akan mendapatkan kehidupan saling merawat nilai-nilai kebaikan yang ada dalam kisah keluarga nantinya.

Lihatlah fakta, betapa banyak keluarga yang meskipun masih bersama hingga usia senja namun nuansa yang ada adalah saling tak acuh, dan sendiri-sendiri… padahal mereka dulu adalah pasangan yang lengket kayak prangko kemana-mana bertabur dengan semangat cinta.

Mereka memang mencintai dan saling terikat rasa. Tapi mereka tidak terhubung. Ibarat petir yang menyambar bumi. Sinarnya terang, Energinya besar, Suaranya Menggelegar, Begitu kuat menghantam tapi ia tak punya keterhubungan dengan bumi dan langit.

Lalu bagaimana mengenali bahwa orang yang dekat dengan kita, berusaha mendekat atau berusaha kita dekati memiliki keterhubungan atau tidak? Sialhakan baca artikel yang berjudul Memahami Ciri-Ciri Keterhubungan.

Namun sebelum menuju kesana, silahkan berkomentar dulu tentang tulisan ini, barangkali teman-teman punya tambahan pemikiran. Ajak pula teman-teman yang lain untuk nimbrung disini dengan cara share artikel. Mari kita diskusi dan berdebat… mungkin seru hehe

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© 2024 universalscout.com - WordPress Theme by WPEnjoy