Tersenyum Bersama Anak-Anak Kaki Langit

Telponku berdering dengan nyaring, Suasana sore yang cerah yang sedang kunikmati dari balkon rumah, terasa terusik perlahan. “Hallo, assalamuallaikum, mas Bas”, suara diujung sana menyapaku ramah, “Iya, wa’allaikumsalam, dhek Azzi, ada apa?, oh iya, bagaimana acara BakSos esok lusa? ada perkembangan?” jawabku. Azzi adalah rekan sekelasku yang usianya jauh lebih muda, karena sangat dekat, dia sudah kuanggap seperti adikku sendiri. “iya, mas, alhamdulillah ada perkembangan, ada beberapa donatur lagi yang ingin menyumbangkan sebagian rezekinya kepada kita, mas.”, “Alhamdulillah, bagus, dhek, segera beritahu mbak ketua ya, kabar baik ini, dan jangan lupa TM esok hari.”, “siap laksanakan, mas, sekian dulu, saya mau kembali bertugas, he..he…he.., Wasalamuallaikum”, “Hati – hati, dhek Azzi, wa’allaikumsalam”.

Kegiatan Bakti Sosial ini sebenarnya sudah sangat lama aku dan rekan – rekanku impikan, tapi memang baru bisa terlaksanakan kali ini, karena memang harus diakui, mencari atau istilahnya menggalang dana itu hal yang cukup sulit dilakukan, berbagai macam kendala pula yang dihadapi. Dengan berbagai cara, kami mulai menggalang dana, mulai dari mengamen dijalanan, mencari donatur, menyebar pamphlet, sampai mengumpulkan plastik – plastik bekas untuk dijual kembali, yang penting ada dana dan itu bukan hasil dari mencuri, kami pikir itu sah – sah saja.

Esok harinya, seusai kuliah, aku bergegas menuju tempat Technical Meeting disebuah sekolah dikawasan Tebet, Jakarta Barat. Dengan diiringi hujan rintik – rintik perlahan, sampainya disana, rekan – rekanku sudah menunggu. Agenda TM hari ini adalah menyusun kegiatan – kegiatan yang akan dilaksanakan esok hari dan pembagian tugas keseluruh anggota panitia. Dian, ketua panitia BakSos ini, adalah seorang perempuan yang bermental ‘baja’, tak heran banyak rekan – rekan yang begitu menyeganinya. “teman – teman, esok hari kita akan melaksanakan kegiatan BakSos ini, jadi saya harapkan jangan ada yang telat, apalagi sampai membatalkan diri untuk tidak hadir, apakah semuanya sudah jelas?” tanya dian kepada seluruh anggota panitia. “siap, jelas, komandan” sahut semuanya. Rapat berlalu dengan aman dan tertib, banyak keputusan juga telah diambil, demi kelancaran acara esok hari, kami fikirkan segala cara yang terbaik.

Sang fajar masih belum menampakkan dirinya diufuk timur, kumandang adzan shubuh baru saja berlalu. Aku mencoba menyiapkan perlengkapan yang akan kubawa pagi ini, beserta dengan barang – barang kebutuhan untuk Outbond, yang rencananya akan digunakan oleh peserta dalam kegiatan. Segera saja, setelah semuanya siap, kupanasi motor, lantas bergegas menuju lokasi BakSos. Hawa dingin pagi ini, seakan tak terasa dikulitku, rasa semangat yang membara demi anak – anak yatim piatu, membuatku merasa bahagia bisa berbagi walaupun itu hanya sedikit.
Keadaan masih sepi, ketika aku sampai dilokasi. Ya, acara memang baru akan dimulai pukul 07.00 WIB, namun hasil dari rapat kemarin memutuskan untuk panitia, harus berangkat lebih pagi, untuk menyiapkan segala sesuatunya. Selang beberapa saat kemudian, beberapa rekan juga sudah mulai berdatangan. “wah, Bas, tumben kamu semangat sekali, berangkat paling pagi.” ujar salah seorang rekanku, Gary namanya. “Iya dong, Ry, kan ini acara kita yang paling prestisius.”, “Ah, bisa saja kau, Bas, eh ngomong – ngomong, mana yang lainnya? kog belum pada kelihatan?. “Mungkin juga masih dalam perjalanan, Ry, ditunggu saja”.

Benar saja, selang beberapa saat, beberapa rekan panitia yang lain juga mulai berdatangan. Dan kamipun menuju ruang rapat, untuk mengordinasikan kembali, apa saja yang akan kami lakukan pada kegiatan ini dan membagi tugas masing – masing. Tepat pukul 07.00 WIB, peserta sudah mulai berdatangan. Kebanyakan dari mereka hanya berjalan kaki, karena jarak lokasi dengan yayasan yatim piatu ini memang tak terlalu jauh. Alasan ini pula yang menjadikan panitia untuk memilih lokasi tersebut, supaya peserta tidak merasa kerepotan dan terbebani.

Acara pagi ini langsung diisi dengan pembacaan ayat – ayat suci Al-quran, dan dilanjutkan dengan shalat Dhuha bersama. Sedangkan beberapa panitia yang lain sibuk dengan menyiapkan keperluan outbond peserta di masing – masing pos, seperti yang sudah diinstruksikan. Begitu rentetan acara pembukaan berakhir, para peserta turun kelapangan, untuk melaksanakan acara outbond yang menjadi acara berikutnya. Nampaknya peserta begitu antusias dalam pelaksanaan outbond. Mereka terlihat begitu bahagia, seperti halnya anak – anak normal pada umumnya.

Setidaknya aku secara pribadi merasa sangat terharu, acara kami membuahkan hasil, membuat mereka bahagia, itu tujuan kami.
Setelah rangkaian acara outbond selesai, para peserta kembali ke ruang aula untuk melaksanakan shalat Zhuhur dan setelah itu makan siang. Sambil beristirahat makan siang, para peserta disuguhkan kesenian Hadrah yang dimainkan oleh para panitia yang tergabung dalam organisasi dakwah sekolah.

Acara dilanjutkan dengan pembagian hadiah dan kenang – kenangan dari panitia. Rasanya begitu bahagianya, dapat menjadi bagian dari mereka yang kekurangan, dan memerlukan bantuan kita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© 2024 universalscout.com - WordPress Theme by WPEnjoy